Nggak Sampai Masuk Ke Gua Mimpi Dan Gua Leang-Leang

Perbukitan Karst di wilayah Maros dan Pangkajene memang sarat akan nilai prehistorik. Diketahui, di wilayah ini ada sejumlah gua prasejarah yang memiliki peninggalan manusia prasejarah yang pernah hidup di wilayah ini. Salah duanya adalah Gua Mimpi dan Gua Leang-Leang. Gua Mimpi berada di dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung sementara itu Gua Leang-Leang berada di perbukitan karst di jalan masuk menuju Bantimurung dari arah Pasar Maros.
Di dalam Gua Leang-Leang, ada banyak cap tangan manusia purba di dalam dinding gua. Sementara itu, Gua Mimpi berisi koleksi stalagtit dan stalagmit dalam berbagai variasi bentuk unik-unik. Kenapa disebut gua mimpi? Konon, gua tersebut dahulu belum dikenal orang karena masih tertutup oleh rerimbunan hutan. Orang yang menemukan gua tersebut justru mengetahui keberadaan gua tersebut dari mimpi yang dialaminya. Agak-agak magis yah? Lokasi gua tersebut juga tergolong magis. Lokasinya agak jauh dari objek-objek wisata lainnya di Taman nasional Bantimurung Bulusaraung dan agak memutar ke belakang, dengan sedikit pendakian bukit. Lokasinya masih terletak diantara rerimbunan pepohonan hutan. Untuk masuk, biasanya anda butuh seorang pemandu dan lampu senter. Saya sendiri nggak masuk ke dalam gua karena saya tidak tertarik berwisata di kegelapan begitu. Sedikit menimbulkan rasa tidak enak di dalam hati. Hehehe…dengan kata lain saya agak takutan kali yach? Untuk sewa senter dan pemandu, biayanya memang sukarela. Namun perkiraan saya biayanya berkisar antara Rp. 5.000 - Rp. 10.000 saja. Semahal-mahalnya harusnya Rp. 20.000. Kalau anda tertarik untuk berwisata di kegelapan dan melihat peninggalan manusia purba di dalamnya, silahkan saja berkunjung ke kedua gua ini. Dua-duanya mudah diakses oleh kendaraan umum koq.