Saya terbangun lagi kali ini setelah sekian jam tertidur di ruas Bamba Puang – Toraja. Tentu saja, alasan utamanya karena perut saya yang kembali bergejolak, walaupun tidak ada isinya lagi, duh! Namun, kali ini, bukan kegelapan pekat yang menyambut saya. Pemandangan spektakuler yang sangat menakjubkan menyambut saya. Seandainya saya tidak fokus pada urusan perut yang bergejolak, pasti saya sangat menikmati pemandangan indah ini. Setelah sempat melihat jam walau dengan susah payah, saya berhasil mengetahui saat itu pukul 5 pagi. Kondisi alam sekeliling belum terang sepenuhnya namun saya sudah bisa melihat kabut tebal –ya, super tebal yang pernah saya lihat dalam hidup saya- yang menutupi wilayah sekitar bus (bahkan, menurut saya, kabut tersebut menempel erat di dinding kaca sisi luar bus!). saya segera menempelkan tangan saya di kaca bus yang memang lebar. Saya segera menyukai sensasi rasa dingin yang merambat dari kaca jendela ke telapak tangan saya! Bayangkan, padahal saat itu tubuh saya menggigil kedinginan karena AC bus! Saya heran sekaligus takjub bagaimana supir bus sangat menguasai jalan dengan berbelok ke kanan, ke kiri, naik, turun dengan lihai padahal di luar sana semuanya kabut! Saya juga tidak merasa kecepatan bus diturunkan agar bisa berkompromi dengan kabut. Kecepatan bus sama seperti ketika di ruas lurus di sekitar Pangkajene. Saya sangat menikmati pemandangan indah ini. Sekilas, saya langsung jatuh cinta dengan Tana Toraja! Padahal saya baru saja tidak terlalu jauh memasuki gerbang masuk Kabupaten Tana Toraja!
Bus kembali meliuk-liuk bergerak naik turun ke kiri dan kanan membawa seluruh penumpang. Kebanyakan penumpang pastinya masih tertidur. Cuma saya tampaknya yang masih fokus dengan pemandangan luar biasa di luar sana. Teman sebangku saya malah masih asik melanjutkan tidurnya. Mungkin Daniel sudah terbiasa dengan semua ini kali yach? Maklum, dia orang Makale. Samar-samar, bus menderu perlahan dan melewati sebentuk bayangan. Tiba-tiba ranting-ranting pohon kering menyeruak dekat sekali dengan kaca jendela. Terbayang kan betapa tebalnya kabut di luar karena benda apapun baru terlihat dengan cukup jelas ketika sudah menyentuh kaca jendela. Tak lama, saya kembali menyaksikan sebentuk benda tinggi tampak muncul perlahan di sisi jendela. Benda tersebut berbentuk segilima dengan menara dan salib di puncaknya. Ow, saya melihat gereja yang dibangun di atas bukit kecil di tepi jalan. Nuansa kegembiraan langsung menjuluri sekujur tubuh saya. Kemudian, sesaat tak lama, suatu benda berbentuk panjang dan tinggi menimbulkan bayangan gelap pada kabut. Tiba-tiba, muncullah atap Tongkonan menyeruak diantara kabut. Saya baru yakin seyakin-yakinnya saya sudah tiba di Toraja ketika melihat Tongkonan itu. Yay! Saya sudah tiba!
Walaupun harus berjuang dengan perut yang bergejolak (jalan lingkar luar Makale dan Rantepao memang sama parahnya dengan jalan propinsi yang melewati Enrekang. Semua jalan ini meliuk-liuk naik turun kiri dan kanan), namun saya sudah tidak berminat tidur lagi. Saya lebih senang menikmati pemandangan indah yang muncul di balik kaca jendela. Setiap kali ada bayangan gelap bersiap muncul, saya segera menebak sebentuk apakah itu. Memang, tak lama kemudian, kabut pun mulai pudar perlahan-lahan. Situasi yang dipenuhi kabut tersebut berangsur-angsur menjadi jelas. Mulailah tampak sawah-sawah Toraja, bukit-bukit kecil di sekitar Toraja, hingga rumah-rumah adat mereka dan rumah biasa kemudian sejumlah warga yang berselimut Sarung Toraja keluar untuk memulai ritual pagi mereka. Walaupun tampak tipis, namun mereka tampaknya cukup nyaman beraktifitas dengan sarung toraja tersebut. Bisa jadi, sarung tersebut memang ampuh menahan dingin. Saya jadi ingin punya satu di dalam sini. Menutupi tubuh saya yang kedinginan karena AC bus.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
perjalanan yg berkesan menuju surga dunia....
ReplyDeletewalaupun dinginnya AC Bus menembus daging (tp kok g' di matiin aja yah..???
nice post dan Salam Kenal.
sangat berkesan! saya rela mengulanginya lagi walaupun harus mabuk di dalam bus...saya rela merasakan 'perasaan' gemetar dan kagum yang sama yang saya rasakan waktu itu :)
ReplyDeleteACnya di atas saya sdauh saya matikan, tapi AC yang lain kan tidak dimatikan. teuteup aja nyala terus...hohoho
terima kasih sudah mau datang berkunjung, salam kenal! :D