Lambatnya Bus Litha Di Tana Toraja

Hari ini adalah hari terakhir saya di Sulawesi Selatan. Saya terbangun pada pagi hari di Tana Toraja, Kota Rantepao. Berhubung bus akan berangkat pukul 07.30, maka saya sudah terbangun pada pukul 6 untuk mandi. Dinginnya air mandi tidak saya hiraukan. Saya memilih untuk meloncat-loncat menahan dingin saja ketika air dingin mengguyur tubuh saya. Brrr....saya pasti akan merindukan dinginnya air Toraja sepulangnya nanti. Segera saya berpakaian dan bergegas menuju ruang makan Wisma Maria. Saya menjumpai ruang makan yang kosong. Tampaknya, staff Wisma Maria pun belum sepenuhnya tersadar sepagi itu. Makanan belum siap sehingga saya perlu menunggu makanan tersebut siap. Untungnya, staff Wisma Maria bergerak cepat. Makanan spesial khas Wisma Maria segera tersaji pagi itu. Seperti biasa, beberapa potong roti, telur goreng dan kopi atau teh menemani saya pagi itu. Selai Straberry dan sejumput margarin menjadi teman yang pas untuk roti panggang saya. Tak lama, saya segera bergegas check out dan menuju depo bus Litha untuk memulai perjalanan menuju Makassar. Depo bus Litha terletak di Pasar Rantepao, Jalan Raya Andi Mappanyuki. Depo bus Litha ini mudah dicapai koq. Nggak usah naik kendaraan, anda bisa jalan kaki saja koq untuk menuju ke depo bus Litha ini. Menurut bapak yang menjaga dan menjual tiket, perjalanan Rantepao – Makassar bisa berlangsung selama kurang lebih 10 jam lantaran ruas Maros – Barru yang sedang diperbaiki. Heran yach, pada kepergian saya Bulan Agustus 2009, ruas jalan ini juga masih dalam tahap perbaikan loch. Koq Nggak selesai-selesai yach? Pada kondisi normal, perjalanan ini bisa ditempuh dalam waktu 8 jam saja. Kalau anda tidak berhenti-berhenti di sepanjang jalan, anda bisa mencapai Makassar dalam 6 jam saja dari Rantepao! Pembelian tiket dilayani sejak beberapa hari sebelum keberangkatan. Saya sangat merekomendasikan anda membeli tiket sebelum hari keberangkatan agar tidak tumpang tindih dengan penumpang lain sekaligus mendapat kepastian tempat duduk. Saya sendiri telah memesan tiket menuju Makassar pada malam sebelumnya. Loket tiket bus ini buka hingga pukul 10 malam. Ada perbedaan yang cukup jelas antara depo Litha di Rantepao dengan Makassar. Kalau di Makassar, Litha sudah menggunakan tiket yang dicetak dengan printer. Nah, di Rantepao, tiketnya agak berbeda karena masih ditulis dengan tangan. Pembaharuan mesin tampaknya belum mencapai Tana Toraja nich. Hehehe. Oh yah, jadwal keberangkatan bus pertama dari Toraja pada pukul 07.30. Bus kedua akan berangkat pada pukul 09.00. Silahkan hitung sedetail mungkin, kapankah anda harus mencapai Makassar. Saya sendiri harus mencapai Makassar sebelum pukul 7 malam lantaran pesawat saya berangkat pukul 8. Jadi, saya harus mengambil bus yang paling pagi. Seperti biasa, seperti umumnya bus dimanapun, ngaret pasti terjadi. Bus yang seharusnya berangkat pada pukul setengah delapan pagi, baru beranjak dari Rantepao pada pukul delapan. Berharap mendapatkan perjalanan yang lancar, bus masih berhenti-berhenti di sejumlah titik di Rantepao demi mendapatkan penumpang dan baru tiba di Makale pada pukul 9 siang. Duh, saya sampai keringet dingin. Mungkinkah mencapai Makassar sebelum pukul 7 malam lantaran pesawat yang harus saya tumpangi akan berangkat pada pukul 8 malam? Saya hanya berdoa saja semoga ngetemnya bus ini tidak mempengaruhi waktu destinasi untuk tiba di Makassar. Bus sendiri berhenti cukup lama di Makale demi mengangkut penumpang. Duh! (Note : Menumen Lakipadada, Pahlawan Nasional asal Sulawesi Selatan adalah ikon Kota Makale. Patung ini terdapat di pusat kota, dengan ukuran yang menakjubkan dan berdiri di tengah-tengah kolam buatan).

6 komentar:

  1. wah pembangunan di daerah memang sangat lambat ya mas.. hal ini juga terjadi di jalan lintas timur lampung, dari lama sekali sampai kemaren bulan agustus saya lewat masih berlangsung pembangunnannya nggak selesai-selesai. seakan-akan berbeda dengan di kota, jalan berlubang dikit aja besoknya udah tertutup rata dengan aspal..

    perjalanan 7-8 jam? sama dong dengan Surabaya-Jogja?

    ReplyDelete
  2. iya, jarak tempuh segitu untuk 300an KM. Jalanannya nggak sebagus Surabaya - Yogyakarta dech rasanya. Ketimpangan pembangunan Mas, namanya. Coba jalanan di Jawa atau Jakarta, pasti diberesin cepet banget. Jalanan di luar daerah kayaknya agak-agak susah berharap dech. Sulawesi bahkan pernah bergelar jalan rusak terparah se-Indonesia tahun berapa gitu (jangan bandingin sama Papua yang belum ada jalan yach...Sulaesi udah ada jalan tapi kondisinya benar-benar hancur minah) :p

    ReplyDelete
  3. salam kenal mas Lonar..:)
    saya kebetulan orang SulSel asli dan kebetulan lagi sangat tertarik dengan tulisan mas soal perjalanan ke SulSel..

    yah, memang begitulah mas..ketimpangan emang terasa banget antara Jawa dan luar Jawa.
    pembangunan infrastruktur di SulSel sebenarnya sempat membaik ketika JK jadi wapres, tapi selepas JK turun, pembangunan kembali tersendat..
    sampe sekarang...

    miris memang..dengan kondisi alam yang sebenarnya sangat menjanjikan, SulSel jadi kurang menjual karena infrastrukturnya yang kacau balau itu..

    ReplyDelete
  4. Selamat Siang Daeng :)

    Salam kenal juga!
    Terima kasih telah mampir dan menitipkan komen :)

    Iya, sungguh disayangkan, SulSel dengan sejuta kecantikan pesonanya, namun infrastrukturnya tampak kurang tertata. Yah, walaupun demikian, saya bersyukur juga karena infrastruktur ini boleh dikatakan membaik dibanding tahun-tahun sebelumnya :) Namun, pemerintah harusnya memang mengedepankan pulau-pulau lain untuk dibenahi infrastrukturnya, jangan hanya Jawa melulu...saya sangat setuju dengan anda. Mudah-mudahan ada putra asli SulSel atau Sulawesi atau Indonesia Timur lainnya yang kembali berkiprah di pemerintahan sehingga bisa membantu Indonesia timur untuk berkembang lebih baik ya Daeng :)

    Salam sejahtera :)

    ReplyDelete
  5. pake bus metro ajaaaa... tapi, mungkin lebih baik alam indah.... metro juga 10 jam tapi tanpa ngetem :)

    ReplyDelete
  6. hehehe...belum coba. mungkin saya akan coba kali lain. terima kasih :D

    ReplyDelete