Kembali (Lagi) Ke Jam Gadang Bukittinggi

Akhirnya sampai juga di Sumatera Barat! Eh..Bukittinggi maksudnya! Saya rasa setiap orang yang berkunjung ke sini pasti akan mengatakan hal yang sama kalau melihat jam ini. Autentik Sumatera Barat Banget kan? Oh yach, Jam Gadang yang sangat khas Bukittinggi (dan Sumatera Barat) ini memang terletak di tengah-tengah jantung Kota Bukittinggi. Pokoknya, ada yang salah dengan anda kalau sampai ke Bukittinggi tapi gak ke jam ini (pengecualian buat orang yang sudah keseringan ke Bukittinggi dan bosen sama jam ini..hihihi...). Jam Gadang ini bisa dicapai dengan berjalan kaki dari Kebun Binatang Kinantan, terus melalui Jalan Minangkabau melewati Pasar Atas. Kalau anda sewa mobil, harusnya lebih gampang lagi yach.
Jadi, lokasi yang saya kunjungi ini adalah sebuah pelataran kecil, sejenis taman yang dipenuhi dengan pohon dan bunga-bungaan dalam pot. Aktifitas penduduk Bukittinggi tampaknya memang terkonsentrasi di tempat ini. Banyak banget orang yang berlalu lalang di sekitar kita, baik yang bajunya rapi banged, a la turis, hingga super santai a la penduduk lokal. Jam Gadang Bukittinggi terletak di salah satu sudut pelataran ini.
Jam Gadang ini adalah warisan dari pemerintah kolonial Belanda waktu mereka menjajah Indonesia. Atraksi utama jam ini (selain berfoto bersamanya) adalah menaiki puncaknya sehingga keseluruhan kota dapat terlihat (tentunya dengan gunung-gunung yang mengelilingi kota ini). Sayangnya, dua kali kunjungan saya ke Bukittinggi, dua kali pula saya tidak menemukan adanya petunjuk tentang bagaimana menaiki puncak jam atau bahkan suatu indikasi bahwa objek wisata ini dibuka untuk umum. Saya pernah mendengar, di dalam jam terdapat sekitar berpuluh-puluh set anak tangga curam dinaiki (berhubung tidak ada lift). Di dalamnya kita bisa melihat bagian dalam mesin jam dan pemandangan di atas yang (katanya) menakjubkan. Sayang, saya nggak memiliki kesempatan untuk menaiki jam (tentunya, waktu juga yang memisahkan kita...hayah...).
Jadi, kegiatan utama dan satu-satunya yang bisa kita lakukan disini adalah berfoto-foto (kebetulan, cuaca mendukung, adem sejuk semriwing). Berhubung pelatarannya lebar dan objek wisatanya juga bagus, maka foto-foto dengan latar belakang jam ini juga seru-seru aja. Di sekeliling jam, banyak terdapat pedagang mainan menjajakan mainan-mainan lucu seperti remote control atau boneka ayam dan kelinci yang bisa bergerak. Banyak anak-anak merengek kepada bapak atau emaknya untuk dibelikan mainan-mainan tersebut. Mungkin berhubung waktu kunjungan saya yang pas hari minggu, pelataran ini cukup ramai yach.
Sayang, yang menganggu adalah rombongan pengamen sekitar pelataran yang bergaya (maaf) kumuh dan memaksa orang untuk memberikan derma pada kantong yang mereka bawa. Ketika saya mengatakan ‘maaf’ tanda tidak ingin memberi, mereka terus memaksa dengan menyorongkan kantong uang tersebut ke saya. Ketika saya katakan dengan tegas bahwa saya tidak ingin memberikan sesuatu, mereka pergi sambil mengumpat. Sungguh hari yang menyenangkan! Kalau saya boleh kasih saran sama walikota Bukittinggi, yang kayak begini ini yang harus dibasmi!Maaf saja, Bukittinggi adalah kota wisata yang harusnya nyaman dan aman. Mereka bahkan tidak memainkan musik (hanya genjrang genjreng seadanya dan langsung meminta derma). Musik yang dimainkan jauh dari bagus atau menarik. Saya malah menganggap mereka mengganggu. Saran saya, kalau anda-anda ini memang orang yang ‘nyeni’, coba dech sedikit kreatif dengan alat musik anda, jangan hanya genjrang genjreng begitu saja. Ciptakan musik yang unik yang justru membuat orang berduyun-duyun ingin melihat pementasan anda. Dijamin, uang sumbangan juga akan datang tanpa diminta. Salah satu ide yang terlintas di kepala saya adalah pementasan tari atau setidaknya musik rampak dan gondang. Lebih menarik dan tidak merusak harmoni yang ada di kota yang cantik ini, bukan?
Di sekitar pelataran, ada sejumlah bendi wisata (lengkap dengan hiasan rumbai-rumbai dan bantal cantik berimpel) yang diparkir dan siap mengantarkan anda-anda sekalian berkeliling kota. Kebetulan cuaca biasanya tidak terlalu panas di sini, sehingga jalan-jalan sich asik asik saja. Pemandangan di sekitar pelataran adalah Kota Bukittinggi bagian bawah, kantor turis, Balai Sidang Bung Hatta, dan Plaza Bukittinggi. Kalau memang waktunya panjang, coba dech Makan di Nasi Kapau Uni Lis (di bawah pintu masuk Pasar Atas) atau bisa juga beli makanan bungkus, lalu makan di sekitar pelataran (jangan sampai ngotorin yach, selalu jaga kebersihan!).

0 komentar:

Post a Comment