Upgrade Kamar Wisma Maria I, Rantepao, Tana Toraja Utara

Karena tidak mendapat kamar Rp. 50.000 seperti kali pertama kunjungan saya ke Tana Toraja, akhirnya saya nekad menyewa kamar Rp. 80.000. Sayang sich, soalnya kamar Rp. 80.000 ini bisa digunakan untuk dua orang. Kalau kamar yang Rp. 50.000 itu untuk sendiri saja. Yach, berhubung sedang high-season, wajar dech kamar-kamar murah meriah a la backpacker habis diserbu oleh turis yang datang duluan. Saya, yang datang terlambat sekitar pukul 7 malam hanya bisa gigit jari karena kamar murah meriah tersebut telah terisi. Selain itu, saya malas mencari penginapan lain karena saya sudah nyaman sekali dengan Wisma Maria I yang menurut saya sangat nyaman dan rumah sekali. Ditambah dengan hujan deras yang mengguyur Tana Toraja semalaman itu, makin nggak banget dech acara survey penginapan yang murah meriah. Sudahlah, saya kembali saja ke Wisma Maria I, rumah saya selama di Rantepao, Tana Toraja.
Memang, ada harga ada rupa. Kamar harga Rp. 80.000 ini lebih lebar dibanding kamar single. Kamar ini memiliki dua tempat tidur single dan sebuah lemari penyimpanan. Kamar ini juga lebih nyaman dibanding kamar single yang tahun lalu saya tempati dan dindingnya sebagian mengelupas. Hahaha. Selain mendapatkan air hangat, kamar mandi di kamar Rp. 80.000 ini juga cukup lebar. Bisa buat mandi rame-rame 5-8 orangan lah. Hahaha. Lebar banget. Soal pemandangan, kamar ini juga lebih menang dibanding kamar single yang terletak di lantai bawah. Kalau kamar single terletak di pojok dan jendela yang ada hanya menghadap taman tengah Wisma Maria I saja, maka kamar twin yang saya tempati ini memiliki jendela depan dan belakang. Jendela depan menghadap taman dengan latar perbukitan di sekitar Rantepao, jendela belakang menghadap ke jalan di belakang wisma.
Soal makan, hampir nggak ada bedanya untuk paket kamar berapapun. Anehnya, saya nggak menemukan jus markisa atau jus terung belanda yang disajikan tiap pagi disini. Waktu tahun 2009, saya mendapati jus tersebut disajikan bersama dengan tiga potong roti bakar, mentega, telur mata sapi, selai strawberry dan pilihan kopi atau teh. Menyenangkan yach? Sekarang, yang tersaji hanyalah dua potong roti panggang, selai strawberry, mentega, dan telur saja beserta pilihan kopi atau teh. Tidak ada lagi manisnya markisa atau terung belanda. Kemanakah semua itu? Apakah terjadi kenaikan harga bahan baku sehingga beberapa pelayanan harus dikurangi? Sayang sekali. Padahal, saya sangat merasakan rumah yang sesungguhnya berkat kehadiran hal-hal kecil seperti itu.
Wisma Maria I sejatinya adalah sebuah rumah J. S. Pasaka yang difungsikan menjadi sebuah wisma bagi para backpacker (nama sang pemilik tertera di bagian depan rumah). Rumah ini sangat ideal untuk anda yang lagi hobi-hobinya memotret bunga karena disini anda akan dengan mudah menemukan banyak sekali bebungaan aneka warna dan aneka jenis. Iklim Tana Toraja yang sejuk memang memudahkan sejumlah bebungaan tumbuh subur dan mekar dengan indahnya. Yah, walau Wisma Maria I sudah tidak memikat saya seperti kunjungan pertama saya saat 2009 lalu, saya pribadi tetap menyukai Wisma Maria I ini. Wisma Maria I ini tergolong hotel murah meriah yang posisinya sangat dekat dengan Pasar Rantepao, tempat depot berbagai bus berada. Tampaknya, anda harus mempertimbangkan faktor kenyamanan mencari kendaraan juga dech kalau ingin berlalu dari Wisma Maria I ini. Tenang, walau dekat dengan pasar dan depot bus, anda tetap bisa tidur dengan tenang koq. Saya mengalami malam-malam yang tenang dan nyenyak di Tana Toraja di Wisma Maria I ini.

9 komentar:

  1. thanks for review..
    kalau boleh minta referensi penginapan yg 50 rbuan itu dmana aj yah?
    saya ada planning ke rantepao dalam waktu dekat.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Halo Lomar, salam kenal.

    Blog anda sungguh menarik dan cukup membantu. saya memiliki hobby yg sama dengan anda, berkunjung dan menikmati indahnya Indonesia.

    kalau tidak ada halangan, saya berencana akan berkunjung ke Toraja dalam waktu dekat, sekitar tanggal 10 - 12 November 2010 (mudah2an anda membaca comment ini sebelum keberangkatan tsb)

    Nah, saya mau bertanya, ketika anda melakukan perjalanan ke Toraja, apakah anda menggunakan rental mobil dalam transportasi disana? kalau iya, anda masih punya contact person mobilnya?

    terima kasih sebelumnya.


    salam kenal,
    Ruben Sukatendel
    http://jejakbackpacker.blogspot.com/

    ReplyDelete
  4. Halo Rhekateza!

    Terima kasih sudah datang berkunjung! :)
    Penginapan 50rb di Tana Toraja cukup banyak koq :)
    Tersebar di banyak tempat dimana salah satunya adalah Wisma Maria I. Di Toraja banyak penginapan murah meriah baik di jalan besar maupun di gang-gang. Selamat menikmati keindahan Toraja yach ^^

    Halo Bung Ruben

    Terima kasih sudah berkunjung! Saya sudah melihat blog anda dan ternyata kita punya hobi yang sama nich. Hehehehe...

    Bung Ruben, pertanyaan saya, apakah anda ke Toraja sendiri atau beramai-ramai? Waktu itu saya tidak menggunakan rental mobil. Waktu itu, saya menggunakan bus untuk menuju Toraja. Selama di Toraja, saya menggunakan sepeda motor untuk berkeliling. Alasannya, sepeda motor lebih irit dan lebih bisa menjangkau daerah-daerah sub-urban Rantepao. Kondisi jalan di Toraja nggak bisa dibilang mulus 100%. Untuk beberapa rute, mobil kayaknya akan mengalami sedikit kesulitan saat mengakses daerah-daerah ini. Soal rental, anda bisa pinjam kendaraan di wisma atau hotel tempat anda menginap koq :)

    semoga membantu dan selamat menikmati keindahan Tana Toraja! :D

    ReplyDelete
  5. Dear Lomar,

    Terima kasih atas jawaban anda walaupun saya baca setelah kepulangan saya dari Toraja. kemaren kita berangkat 3 orang. kebetulan ada tugas kantor ke Palu, trus dr Palu kita Makassar via udara karena kondisi jalan raya Palu - Rantepao dikabarkan rusak dan memakan waktu sekitar 24 an jam. dari Makassar ke Rantepao via bus

    Mengikuti jejak anda, kita nginap di Maria I. Karena membawa cewek2 2 orang, hari pertama dan kedua kita rental mobil plus supir. karena kondisi jalan di Toraja yang sempit dan banyak yg rusak memang tidak banyak objek yang dapat kita kunjungi dalam satu hari, tentunya beda hallnya dengan di Bali.

    Hari ke tiga, setelah teman2 saya duluan pulang ke Jakarta via Makassar (mrk mau lihat Trans Studio dulu), saya memutuskan sewa motor di Bagus Rental yang didekat Wisma Maria, dan benar, dengan menggunakan motor objek yang dapat dikunjungi bisa lebih banyak.

    tks atas jawaban anda.

    ReplyDelete
  6. Kembali. Senang bisa membantu, sayang walau terlambat. :)

    Semoga bisa menikmati Toraja lebih baik dengan sepeda motor :)

    ReplyDelete
  7. ah Toraja, bikin kangen saja baca blog anda...

    ReplyDelete
  8. Saya juga rindu dan kangen TOraja :D

    ReplyDelete
  9. Salam kenal, nyasar kesini krn lg cr penginapan murah di toraja. malah jatuh cinta sm bunga yg terakhir itu. heuheu.. udah langka! dulu wktu kecil aku punya, biasa aku sebut buntut kucing :)

    salam dari www.nurulnoe.com

    ReplyDelete