Candi Bubrah Yang Bener-Bener Bubrah!

Kunjungan singkat saya di Candi Lumbung akhirnya saya akhiri. Saya berjalan kembali ke arah utara mencari candi lainnya. Kali ini, tujuan saya adalah Candi Bubrah, candi yang terletak sekitar beberapa ratus meter dari Candi Lumbung. Ini adalah candi terakhir sebelum anda mencapai Candi Sewu di Kompleks Prambanan. Sama seperti saudaranya Candi Lumbung, Candi Bubrah adalah candi Buddha. Jalan menuju Candi Bubrah sama sepi dan lengangnya seperti jalan menuju Candi Lumbung. Sesekali, saya melihat ada satu atau dua orang melintas namun mereka bukan turis, tapi petugas atau penjual makanan. Hanya sekelompok kecil turis asing saja yang tampak berkeliaran di Candi Bubrah ini. Candi Bubrah dan Candi Lumbung adalah dua candi yang kurang terinformasi dengan baik. hampir tidak ada informasi apapun yang bisa saya gali dan dapatkan dari kedua candi ini. keberadaan papan pengumuman pun minim, hanya papan nama saja.
Candi Bubrah adalah candi yang paling hancur dibanding candi-candi lainnya. Wajar saja, dalam bahasa Jawa, bubrah itu artinya hancur berantakan. Saya tidak melihat bentuk utuh candi ini sama sekali. Saya hanya melihat sebuah fondasi dan reruntuhan batu di atasnya. Sayang, padahal dari fisik yang tersisa, Candi Bubrah ini tampaknya berukuran relatif besar dibanding Candi Lumbung. Tidak ada bentuk atau rupa candi sama sekali di tempat ini. potongan stupa tidak jelas dan arca Buddha Dhyani beberapa buah tampak hanya tersisa tinggal badan atau sebagian badannya saja –rata-rata tidak memiliki kepala-. Jujur saja, candi ini adalah candi yang paling tidak menarik di antara kompleks Candi Prambanan lantaran hampir tidak ada yang bisa dilihat selain hancuran fisiknya saja. Mungkin candi ini sudah hancur pada gempa bumi besar abad 16 yang terjadi di Yogyakarta sehingga ketika ditemukan hanya berupa hancur-hancuran dan diberi nama Candi Bubrah. Yang jelas, gempa bumi 27 Mei 2006 turut menyumbang kerusakan pada fisik candi ini. Candi ini dipagari dan saya tidak bisa masuk ke dalamnya.

0 komentar:

Post a Comment