Terminal Jombor Yogyakarta, Tempat Saya Bertolak Ke Borobudur

Karena tujuan saya adalah Borobudur, Magelang, maka saya akhirnya berhenti di terminal ujung Trans Yogya rute 2B. Trans Yogya, dari ramai, padat, ramai, lengang, hingga ramai kembali membuat saya berkesempatan mendapatkan tempat duduk. Lumayan, saya jadi bisa tidur sejenak (Entah kenapa, pas menyentuh kursi empuk Trans Yogya, saya langsung terlena dan terlelap..haha). Bus pun perlahan memasuki Terminal Jombor, terminal di ujung barat laut Kota Yogyakarta. Semua penumpang pun turun.
Terminal Jombor ini sebenernya tempat perhentian maupun keberangkatan bus-bus yang ke arah utara dari Yogyakarta, misalnya Semarang dan Magelang. Selain bus, Jombor penuh oleh jasa travel minibus. Sepanjang penglihatan saya dari ujung ke ujung, kalau nggak diisi oleh warung makan, los-los di Terminal Jombor diisi oleh jasa travel. Nah, saya sudah agak jiper tuh. Bisa nggak yah menempuh perjalanan dalam satu hari dari Solo – Prambanan – Yogyakarta – Borobudur – Wonosobo. Banyak informasi yang saya terima mengatakan bahwa bus-bus di jalur ini akan ‘mengering’ ketika senja mulai beranjak. Males khan? Mungkin sich rute saya hari ini bisa diselesaikan dengan sempurna, kalau saya nggak berlama-lama di Prambanan atau saya datang agak pagian, atau lainnya lagi, carter mobil aja. Hehehe. Bener sich, walaupun masih ada satu dua, namun bus sudah terlihat tidak terlalu banyak memadati terminal ini. Siang itu, hanya satu bus yang saya lihat sedang menunggu penumpang untuk naik di Terminal Jombor. Satu-satunya bus dengan tulisan ‘Borobudur’ di bagian depan bus. Ya, sebaiknya anda bergerak cepat lantaran layanan bus akan hilang pada pukul 5. Jalur ini, walaupun memiliki Borobudur, adalah jalur sepi. Sebaiknya anda tidak berada di jalanan selepas gelap turun.
Sebelumnya, saya mengisi perut dulu dech. Rasanya sudah berabad-abad semenjak nasi rames dan bakpia yang saya makan tadi mengisi lambung saya. Saya lapar! Namun sayang, Terminal Jombor nggak memiliki banyak pilihan makanan menarik yang bisa dicoba. Jujur, saya nggak terlalu tertarik dengan Gudeg karena rasanya yang terlalu manis untuk saya. Makanan Padang? Aduh, nggak dech. Yogyakarta koq makannya makanan Padang. Hehehe. Akhirnya, daripada saya lemes di jalanan, saya pilih mie ayam Jombor saja. Ini bukan rumah makan loch, tapi gerobak keliling. Yang jual mie ayam ini adalah mbak-mbak yang manis. Hehehe. Saya akhirnya nanya-nanya ke dia akan rencana perjalanan saya. Memang, iklan makanan terbaik adalah aromanya. Saya tertarik makan mie ayam karena aromanya berhembus ke saya. Hehehe.
Menurut si mbak, bus dan kesibukan Terminal Jombor akan berhenti selepas pukul 5 sore. Untuk bus borobudur, sekitar jam 3 saja sudah agak susah ditemukan walaupun frekuensi keberangkatannya hampir setengah jam sekali. Mbak tersebut mengatakan santai saja, sebab bus akan mudah dipanggil kalau sudah ingin berangkat, maklum, busnya akan melewati tempat mie ayam ini. Jadi, yah disinilah saya makan mie ayam dengan santai menunggu bus Borobudur berangkat. Oh ya, harga mie ayamnya Rp. 5.000.

7 komentar:

  1. terminal jombor memang nggak terlalu ramai. kalo sudah sore biasanya yang mendominasi terminal ini adalah bus antar kota antar propinsi tujuan sumatera dan jakarta.

    ReplyDelete
  2. iya Tri, siang saja nggak ramai, apalagi malam yach? hehe....

    ReplyDelete
  3. Hi,

    Bagaimana kalau saya arrive di stasiun Tugu jam 3-4, terus mahu ke Terminal Jombor dengan Trans Jogja, masih bisa ditemukan bus ke Borobudur?

    ReplyDelete
  4. Hi juga :)

    Harusnya sich masih ada bus ke Borobudur hingga pukul 5. Dari Tugu ke Jombor maks 30 - 60 menit harusnya yach :)

    ReplyDelete
  5. Terima kasih ya untuk info itu. Saya hasrat dapat sampai ke Borobudur sebelum sore nya.

    ReplyDelete
  6. wah, sore2 udh sepi?
    kalau bis yang keluar kota(ke Bandung) kira2 masih ada ga ya kalau sore-malam begitu??

    ReplyDelete