Mengapa Harus Mamasa Dan Sulawesi Barat?

Di hari ketiga liburan, saya terbangun di Kota Mamasa. Akhirnya saya tiba juga di Mamasa! Saya ingin melompat dan berteriak girang karenanya. Setelah membaca profil kabupaten ini di buku, saya langsung menggebu-gebu untuk mengunjungi kabupaten ini. Dan disinilah saya, saya telah berada di Mamasa. Banyak sekali rencana yang ingin saya wujudkan di hari ini, terutama berkeliling wilayah Kabupaten Mamasa untuk melihat keindahan alam dan kekayaan budayanya. Omong-omong tentang Mamasa, pasti saya harus membicarakan Sulawesi Barat. Propinsi termuda di Indonesia ini adalah propinsi pemekaran dari Sulawesi Selatan. Propinsi ini berada di ‘pinggang’ barat Pulau Sulawesi, tepat menghadap Selat Makassar. Propinsi ini memisahkan diri dari kabupaten induknya karena didera alasan klasik : sentuhan tangan pusat tidak mencapai wilayah ini. Dengan jarak sekitar 300 KMan dari Makassar, maka tampaknya wajar sekali Sulawesi Barat berniat memisahkan diri dari Sulawesi Selatan. Trans Sulawesi tidak melintasi propinsi ini sama sekali. Jalanan dan infrastruktur di tempat ini tidak begitu berkembang dan terawat. Untuk jalanan, bisa dikatakan luar biasa hancur walaupun dalam beberapa tahun belakangan, sudah cukup terlihat pembangunan nyata di wilayah ini. Beberapa ruas jalan yang hancur sudah tergantikan dengan ruas jalan beraspal dengan kualitas lumayan baik. Buruknya kualitas jalan serta sangat berkeloknya medan di tempat ini membuat akses jalan menjadi sukar. Untuk jarak sekian puluh kilometer saja harus ditempuh dalam waktu berjam-jam lamanya.
Sulawesi Barat secara administratif adalah propinsi yang tidak memiliki kota sama sekali. Mamuju, sebagai ibukota Sulawesi Barat adalah sebuah kota kecamatan yang terletak di Kabupaten Mamuju. Propinsi baru ini tidak memiliki bandar udara besar. Satu-satunya bandar udara yang dimilikinya adalah Bandar Udara Tampa Padang (bukan Tanpa Pandang seperti yang ditulis sebelumnya) yang terletak di Mamuju dan berstatus bandar udara perintis. Belum ada penerbangan reguler yang melayani rute Tampa Padang ke kota-kota lain di Indonesia. Tampa Padang umumnya hanya memiliki jalur penerbangan dari Makassar saja. Kota Pasang Kayu di Mamuju Utara bahkan jauh lebih mudah diakses lewat jalur darat Palu dan Donggala dibanding Makassar. Sulawesi Barat yang baru berusia 6 tahun ini memiliki 5 buah kabupaten pendukung, yakni Polewali Mandar, Majene, Mamuju, Mamuju Utara, dan Mamasa. Dari semua kabupaten yang ada di Sulawesi Barat, hanya empat yang memiliki garis pantai dan berhadapan langsung dengan Selat Makassar. Mamasa adalah satu-satunya wilayah yang tidak memiliki garis pantai di Sulawesi Barat. Seperti Suku Makassar di barat daya dan suku Bugis di tenggara, suku Mandar merupakan suku dominan di Sulawesi Barat. Suku yang hidup di pesisir ini terkenal karena kemampuannya mengarungi lautan sebagai pelaut, sama seperti Orang Makassar dan Orang Bugis. Apabila Orang Bugis terkenal akan Phinisi-nya, maka Orang Mandar terkenal akan Sandeq-nya. Sandeq adalah perahu khas Orang Mandar. Selain Orang Mandar, hidup pula Orang Mamasa yang berada di pegunungan sana.
Dari semua kabupaten di Sulawesi Barat, Mamasa-lah yang paling diunggulkan dalam hal potensi pariwisata karena memiliki alam pegunungan dan kebudayaan. Mamasa terkenal akan kebudayaannya yang unik termasuk arsitektur rumah, tari-tarian, bahasa, dan tata cara pemakaman. Mamasa kerap disebut sebagai Toraja Barat lantaran kebudayaannya yang mirip dengan kebudayaan Toraja yang terlebih dahulu mendunia dan terkenal. Kebudayaan Mamasa berbeda jauh dengan orang-orang pesisir seperti Mamuju, Majene atau Polewali. Kebudayaan Mamasa justru lebih terlihat berhubungan dengan Tana Toraja di sisi timur Pegunungan Quarles. Pegunungan inilah yang akhirnya memisahkan sekaligus menghubungkan Tana Toraja dengan Mamasa. Pesta Adat Kematian menjadi sesuatu yang bernilai sakral dan diagungkan di kedua tempat ini. Kebudayaan mereka berdua mirip walau tidak dapat dikatakan identik. Saya penasaran, sejauh apakah kemiripan Mamasa dengan wilayah Toraja? Oleh sebab itu, saya memutuskan untuk mencari tahu dengan bertualang langsung ke Mamasa. Ikut?

2 komentar:

  1. Bandar Udara Mamuju bukan "Tanpa Pandang"...tapi Tampa Padang

    ReplyDelete
  2. Weks....>.<

    Terima kasih atas koreksinya...
    Maaf atas kesalahan penulisan ini yach.

    ReplyDelete