Tak mau berlama-lama dan membuang waktu, segera setelah saya mendapatkan sejumlah foto (terutama foto di depan bandara), saya segera memanggil ojek untuk mengantarkan saya ke Terminal Daya, tempat dimana saya akan mencari kijang/bus jurusan Soppeng. Banyak ojek yang melintas dan menawarkan jasa ojek kepada anda di sekitar bandara. Nggak perlu repot-repot mencari, begitu anda nengok saja, sudah ada satu atau dua orang yang akan menawarkan jasanya ke anda. Bapak ojek tersebut lumayan baik. Ia menjelaskan, tidak ada bus yang menuju Soppeng dari Makassar. Alih-alih bus, adanya justru kijang sebagai moda transportasi jarak jauh yang menghubungkan kota-kota yang tidak berada di jalur Trans-Sulawesi. Bapak tersebut menyarankan agar saya tidak usah ke Daya namun cukup ke jalan raya di depan bandara saja. Kalau dari Daya, biasanya anda harus menunggu agak lama sebelum kijang terisi penuh dan berangkat. Umumnya, kijang yang menuju Soppeng dari Daya akan melintasi Jalan Raya Poros Makassar - Maros ini (jalanan persis di depan bandara). Benar saja, begitu saya keluar dari bandara dan menuju arah Daya, tiba-tiba melintaslah Kijang arah Soppeng. Canggihnya, bapak supir tersebut bisa tahu bahwa kijang tersebut akan berangkat ke Soppeng. Padahal, tidak ada tulisan apapun loch di depan kijang tersebut. Apa iya, semua kijang tidak memiliki tulisan jurusan di depannya sehingga kita mesti bertanya terlebih dahulu? Wow banget! Dengan segera bapak ojek tersebut memberhentikan kijang dengan melambaikan tangan agar saya bisa diikutsertakan. Saya segera membayar biaya ojek sebesar Rp. 10.000, hasil kesepakatan saya sebelumnya setelah tarik urat guna tawar menawar.
Ternyata, kijang tersebut sudah penuh. saya mendapat tempat di bagian belakang bersama dengan seorang ibu dan seorang pemuda. Di bagian tengah terisi 4 orang dan di bagian depan ada 2 orang di sisi kiri supir. Wow, penuh sekali! Supir tersebut memberhentikan kendaraannya terlebih dahulu untuk kemudian menata barang-barang bawaan para penumpang lain di bagian belakang. Dengan segera, bapak supir memasukkan barang-barang saya dengan cekatan. Untungnya, barang-barang saya muat semua. Saya duduk di belakang, tempat yang sangat tidak saya rekomendasikan kalau misalnya saya boleh memilih. Bangku paling belakang terkena guncangan yang cukup besar, plus agak pengap (kijang tidak ber AC), sempit, dan tidak bisa melihat pemandangan ke luar sama sekali. Anda harus agak menunduk untuk bisa menikmati pemandangan di luar sana. Ya sudahlah, saya tidak mau memilih juga. Soppeng menunggu saya. Tak lama, Kijang melaju menembus ruas Makassar-Maros. Ke utara lah kami melaju. Entah kebiasaan atau permintaan dari salah satu penumpang, kijang berhenti terlebih dahulu di salah satu Roti Maros yang ada di Jalan Raya Maros. Belanja dulu dech.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment