Terminal Callaccu Sengkang

Kurang lebih satu jam perjalanan, akhirnya kendaraan kijang yang saya gunakan masuk Kota Sengkang di Terminal Callaccu. Jalan masuk menuju Sengkang berukuran kecil. Yakin nich masuk ke dalam wilayah perkotaan? Dari jalur Soppeng – Sengkang, jalan masuk menuju kota semakin menciut. Kijang yang saya tumpangi memasuki jalur sempit diantara bangunan-bangunan, mirip jalanan kompleks perumahan. Namun ketika sampai di terminal, saya menyadari bahwa Sengkang berukuran lebih besar daripada Watansoppeng. Ukuran terminal dan jarak trayek kendaraan umum yang bisa ditempuh dari terminal ini mengindikatorkan ukuran besarnya kota. Beberapa peron keberangkatan bus maupun kijang berjarak tempuh cukup jauh (Pinrang, Sidenreng Rappang, Pare-Pare, Makassar, Polewali, Watampone). Keramaian manusia dan kendaraan yang hadir di terminal juga lebih kentara dibanding Watansoppeng yang lebih sepi.
Saya pun bergegas berjalan menuju hotel yang sudah saya booking sebelumnya. Walaupun berukuran lebih besar daripada Watansoppeng, namun Sengkang masih bisa ditempuh habis satu hari dengan berjalan kaki. Pusat kota Sengkang berukuran tidak besar. Ketika saya berjalan, saya banyak disapa oleh para pengendara becak motor atau becak. Panggilan dari bapak-bapak pengendara becak atau becak motor saya balas dengan senyum manis dan tolakan halus. Maklum, dari terminal, hotel saya berjarak tidak terlalu jauh. Masih bisa ditempuh dengan jalan kaki santai sore-sore. Jalan seputaran kota cukup lebar dan cukup jelas walaupun banyak percabangan jalan kecil disana-sini. Kalau nggak yakin, berhenti dan tanyalah jalan pada orang-orang sekitar. Dijamin, mereka bersedia membantu koq.

2 komentar:

  1. wah, lama gak berkunjung ternyata ada banyak postingan baru. mesti baca satu-satu nih *komen gak penting* ehehe

    ReplyDelete
  2. hahaha...gpp....selamat membaca kalau begitu...hihihi

    ReplyDelete