Monumen Mandala, Lambang Pembebasan Irian Barat di Makassar

Dari jauh, monumen ini menyerupai Monumen Nasional atau MoNas di Jakarta. Serupa tapi tak sama. Ketika didekati, ada sejumlah perbedaan yang mencolok atas Monas dan Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat yang kita bicarakan ini. MoNas sendiri terletak di sebuah taman dengan areal yang cukup luas sehingga bisa warga masyarakat untuk berolahraga maupun berekreasi. Monumen Mandala ini, terletak di sebidang tanah tepat di pinggir jalan besar yang menghubungkan MTC dengan jalur selatan menuju Sungguminasa dan Takalar. Bagian bawah dari Monumen Mandala bukanlah pedestal namun bentuk sebuah rumah dengan ornamen bambu runcing dan api yang menyala berkobar-kobar, menjilati monumen tersebut. Bagian atas monumen ini juga agak mencurigakan, tampak seperti deretan kaca berwarna gelap di bagian bawah puncak tugu, tampak seperti bisa dipanjat oleh manusia hingga ke atas sana. Sayangnya, pada saat saya melihat tugu ini, tidak ada aktifitas manusia apapun di dalam monumen dan taman di sekitarnya. Tampaknya pula, monumen tersebut tertutup. Entah memang sudah jam tutup atau memang tidak dibuka untuk umum kali yach?
Monumen Pembebasan Irian Barat terdapat di beberapa kota di Indonesia. Di Jakarta sendiri atau tepatnya Lapangan Banteng, terdapat sebuah tugu seorang pria yangh sudah bebas terbelenggu dari rantai-rantai yang (pernah) mengikatnya. Di Sulawesi Selatan, monumen disajikan secara berbeda. Tugu Mandala menjadi simbol pembebasan Irian Barat pada tahun 1966 dari tangan penjajah Belanda. Walau demikian, monumen ini baru hadir pada tahun 1995 dan diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto, kala itu. Dari informasi yang saya cari, walaupun saya nggak bisa masuk ke dalam monumen, ternyata monumen berlantai empat setinggi 75 meter ini bisa dinaiki loch. dari puncaknya, pengunjung bisa mengamati Kota Makassar dari ketinggian. Ternyata betul, kaca-kaca gelap di bagian puncaknya itu adalah sejenis ruangan untuk mengamati Kota Makassar. Dari informasi yang saya dapat juga, di lantai dasar monumen ini terdapat relief perjuangan Trikora melawan penjajah dadlam merebut Irian Barat serta relief kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan. Sayang banget saya nggak bisa masuk yah.

1 komentar:

  1. setahu saya, masyarakat awam dierbolehkan masuk kedalm monumen mandala, dengan membayar secara sukarela
















    setahu saya karena pernah sekali masuk kedalamnha. orang awam diperbolehkan koq masuk kedalam monumen mandala, tidak ada biaya tiket masuk hanya membayar sesukarela saja, tapi yang menyayangkan adalah kesan ertama saya saat masuk, tematnya seakaan kurang dirawat. di lemari miniatur mandala banyak diamakn rayap lemari lemari pajangan yang sudah berumur, instalasi lampu yang kurang baik, ruangan yang terkesan lembab \sekitar 3 tahun yg lalu sudah lumayan lama, tapi saya berharap saat ini keadaannya sudah lebih baik lgi \ makasih














    ReplyDelete