Pulang makan malam, saya langsung berniat untuk menjelajahi Pasar Rantepao yang masih lumayan ramai. Walaupun sudah malam, kegiatan di pasar ini nggak habis-habis. Penjual makanan ringan, agen bus malam, pengendara becak, toko souvenir, makanan pinggir jalan semuanya masih menggeliat. Kendaraan lewat tak henti-hentinya di pasar ini. Namun dari semuanya, pusat keramaian terbesar yang saya lihat adalah agen bus malam dan toko souvenir. Dari pengamatan saya sekilas saja, di bagian depan sudah ada sekitar empat toko souvenir yang masih buka dan ramai dikunjungi pembeli baik warga lokal maupun turis asing. Memang, dibandingkan dengan kios souvenir yang ada di tempat wisata, barang yang dijajakan di toko ini jauh lebih komplit. Toko bahkan menjual sirup markisa, kopi bubuk dan benda-benda yang tidak dijual di kios souvenir biasa. Hasil kerajinan tangan yang dijual juga jauh lebih lengkap dan variatif dibanding kios souvenir. Anda bisa menemukan aneka macam ukiran Toraja dalam berbagai bentuk dan model disini. Aneka kaos bertuliskan Toraja juga dijual dalam berbagai bentuk dan model disini. Apabila trend masa kini gemar sekali mengusung glitter pada beberapa bagian kaos, maka kaos bercorak Toraja pun memiliki nuansa glitter pada aneka Tongkonan mini yang imut di bagian depan kaos. Buat saya, kreatifitas pembuat dan pengidenya boleh diacungi jempol.
Namun memang, karena sudah masuk ke toko, harga barang jualannya juga melebihi harga kios souvenir yang ada di objek wisata. Saya menyadari hal ini begitu membandingkan harga kain yang tadi saya beli di Lemo dengan di toko ini. Harganya beda lumayan. Saya sempat mencoba menawar tapi harganya tidak bisa menyamai harga yang saya dapatkan di kios souvenir sebelumnya. Mungkin bisa kalau saya terlihat seperti serius membeli, tapi kan saya hanya mengecek harga saja. Buat anda yang mau lihat-lihat saja di dalam toko, silahkan saja. Uniknya barang-barang yang dijual menarik juga untuk dinikmati. Kalau anda penasaran, coba tanya-tanya saja sama penjualnya yang saya yakin mereka mau berbagi info tentangnya.
Berbeda dengan toko souvenir, agen bus malam juga memiliki keramaiannya tersendiri. Keramaian agen bus malam didominasi oleh para pembeli tiket dan orang-orang yang akan menunggu bus berangkat. Keramaian akan meningkat di agen bus non-AC. Saya merasakan itu begitu masuk PO Pelangi. Asap rokok dimana-mana, penunggu dan pembeli tiket berdiri dimana saja mereka bisa berada. Belum lagi ditambah dengan barang bawaan mereka yang kadang bukan hanya sekedar ransel saja, tapi hingga kardus-kardus dan karung hasil bumi. Kondisi agak sepi ditemukan di agen bus yang sudah penuh sehingga tidak ada penunggu lagi yang menunggu. Misalkan saja di PO Bintang Prima yang sudah full book hingga esok hari sementara itu bus terakhirnya baru berjalan nanti agak malam. Hampir tidak ada penunggu di tempat ini. Sedikit banyak, keramaian di agen bus malam juga menguntungkan warung kecil penjaja makanan dan snack ala Toraja yang didominasi kering-keringan seperti kacang dan ketan serta sebangsanya. Aneka jenis makanan kecil mendominasi barang dagangan mereka, gak lupa dengan kopi dan jus markisanya donk. Buat saya, pasar selalu menjadi tempat yang menarik untuk mengamati kehidupan warga di suatu kota.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment