Dan Malam Pun Merambati Tanjung Bira

Pastinya, turis asing terutama bapak maupun ibu yang sudah agak berumur akan menyukai ini. Situasi malam hari di Tanjung Bira benar-benar sunyi. Hanya deburan ombak di pantai dan kelap kelip kapal nelayan yang berlabuh menjadi daya tarik di kala malam. Beberapa bungalow memang menyediakan live music, namun tidak tercipta suasana hingar bingar disini. Kebanyakan, musik yang diputar hanya menggunakan gitar akustik dan lagu-lagu yang dinyanyikan pop dan ballad saja. Beberapa bungalow di tepi pantai malah hanya menyediakan kursi dan meja untuk duduk-duduk santai bagi para wisatawan asing yang ingin menikmati malam. Sudah, hiburan malamnya hanya itu saja. Tidak ada kegiatan malam seperti klub malam, klub dansa ataupun cafe yang hingar bingar. Jalan-jalan berkeliling pun tidak mungkin karena Kota terdekat, Bulukumba berjarak 40 kilometer jauhnya dan dibatasi oleh hutan bakau sejauh beberapa kilometer. Begitu keluar dari Tanjung Bira, hutan bakau dan Pua Janggo yang gelap segera menyambut kita. Nggak mungkin jalan-jalan juga donk untuk menikmati kota dalam suasana malam? Jelas, ini bukan Legian, Kuta, apalagi Bali Kedua. Ini Tanjung Bira dimana metabolisme alam akan melambat begitu malam tiba. Para wisatawan yang datang murni hanya bermalam untuk total beristirahat saja.

Walaupun menyenangkan, ternyata urusan makan menjadi soal juga loch disini. Saya nggak ketemu rumah makan yang oke untuk mengisi perut malam hari. Satu-satunya rekomendasi kalau hotel/penginapan anda tidak menyediakan makan malam adalah Warung Cici (0413.2589086) yang diberitahu oleh bapak penjaga Nini’s Guest House. Warung Cici ini terletak agak masuk ke dalam areal deretan warung makanan ringan. Saya nggak menemukan ada menu yang menarik untuk saya coba selain mie instan rebus dengan telur. Memang sich, ada beberapa menu lain yang sudah jadi tapi koq kayaknya nggak seger dan sudah diolah dari pagi yah? Mie rebus kayaknya jadi pilihan paling bijak dech malam itu. Harga mie-nya pun standard di tempat wisata, Rp. 8.000 untuk satu porsi plus telur dan sosis. Seusai makan, saya akhirnya berjalan-jalan saja di sekitar pantai menikmati debur ombak. Beberapa warga lokal tampak asik duduk menikmati desir ombak di bangkut-bangku yang ada di tepi pantai. Para wisatawan asing duduk berkumpul di balkon bungalow penginapan mereka sambil minum, menikmati alunan lagu lembut dan mengobrol. Denyut kehidupan di tempat ini terasa sangat lambat sekali. Lampu dan listrik seadanya membuat suasana sekitar remang-remang dan redup. Banyak penginapan yang hanya memiliki penerangan seadanya, terlebih penginapan yang berjarak cukup jauh dari pantai. Walau berdenyut lambat, warung-warung penjual makanan ringan di tempat ini buka hingga 24 jam loch. Hampir tengah malam ketika saya mencari sebotol air mineral dan ternyata ada. Satu hal yang nggak mungkin saya lupakan disini adalah langitnya yang bersih. Entah karena penerangan di tempat ini nggak terlalu terang, bintang-bintang terlihat sangat banyak dan bersinar cerah di tempat ini. Suatu pemandangan yang indah yang belum pernah saya saksikan sebelumnya dimanapun. Unik. Bisa jadi juga, daerah ini tidak berpolutan sehingga pandangan ke langit masih jelas terang yah. Saya sendiri akhirnya menghabiskan malam itu dengan duduk di kursi tepi pantai, mengamati air pasang yang mulai naik memenuhi pantai, memandangi bintang, mendengar alunan musik dari band akustik, dan online di handphone (mengejutkan, sinyal handphone di tempat ini ternyata penuh dan lancar –sesuatu yang tidak saya prediksi sebelumnya-).

4 komentar:

  1. Saya salut anda dapat membuat tulisan yang bagus dan saya gembira karena anda menulis tentang Bulukumba. Izinkan dan maafkan saya memuat ulang tulisan anda di alamat http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/2010/12/tidur-hemat-di-bira-bersama-ninis-guest.html, trims....

    ReplyDelete
  2. Selamat Malam Pak Asnawin :)

    Terima kasih atas pujiannya dan pemuatan ulang tulisan saya di blog Bulukumba :)

    Salam

    ReplyDelete
  3. Tanjung bira 24 jam ya? Atau ada batas pengunjungannya?? Balas dlu mas

    ReplyDelete
  4. Tanjung bira 24 jam ya? Atau ada batas pengunjungannya?? Balas dlu mas

    ReplyDelete