First Time Flyer

Gimana rasanya naik pesawat pertama kali? Yang jelas, mungkin kampungan atau sejenisnya yach karena sudah sebesar ini belum pernah naek pesawat terbang. Kesian dech gue =P. Anyway, pengalaman pertama naek pesawat bisa dibilang campuran dari berbagai perasaan yang ada. Perasaan excited, debar debar, tegang, curious, senang semuanya jadi satu. Wah...pokoknya bener-bener ngerasain kembali jadi anak kecil dan merasakan sesuatu yang baru dech.

Pertama-tama, mobil sampai di Bandara Soekarno – Hatta pukul 5 pagi, bingung seoarng diri membawa itinerary AirAsia. So, berhubung airasia berada di Terminal 1A, maka langsung lah gue menuju loket penjualan. Kata petugas penjualan tiket, itinerary yang ada langsung saja dibawa masuk ke dalam terminal check in. Oke lah, gue masuk.

Masuk ke dalam lounge untuk check in, gue sedikit bingung karena pertama-tama semua barang bawaan kita dimasukkan dalam Xray machine untuk dilihat isinya, semua termasuk tas pinggang dan benda benda elektronik kecil jika ada. Diharapkan tidak membawa apapun yang mencurigakan disini, soalnya ada bapak-bapak yang bawa kantong hitam dan tidak dimasukkan ke mesin Xray langsung diinterogasi oleh si petugas. Tebak apa isi kantong tersebut? Si bapak nggak mau memasukkan kantong tersebut ke mesin karena isi kantong tersebut adalah kue pisang dan bakwan. Gubrag gak sech?

Next, disini kita dihadapkan dengan sejumlah maskapai. Yang paling ramai tentu saja Adam Air dan Lion Air. Adam air jurusan Medan apalagi, wuih, pagi pagi aja dah rame banged. Air asia with and without lunggage dibedakan menjadi dua tempat. Untuk barang bawaan, terletak di sebelah kiri pintu masuk lounge check in, sementara, tanpa barang bawaan terletak di sebelah kanan ujung, dekat dengan terminal keberangkatan. Disini, kita menyerahkan itinerary kita untuk ditukar dengan boarding pass yang distapleskan pada itinerary kita. Jangan lupa bayar 30ribu untuk pajak bandara tambahan disini (penting sekali untuk membawa uang tunai disini...untung gue bawa).

Abis dapet boarding pass (gue tunggu di lounge A6), gue naek tangga menuju terminal keberangkatan. Di sebelah kanan lounge atas banyak terdapat kios penjualan produk – produk yang tidak lazim ditemui di mall – mall. (kayaknya sich barang-barang mahal semua, males...hehehe). nah, sampai di ujung, kita harus mengumpulkan barang-barang kita lagi untuk dicheck di Xray mechine lagi. Kayaknya yang kedua ini lebih ketat dech, soalnya conveyor beltnya sampai bergoyang maju mundur saat meriksain barang-barang gue. Setelah selesai, gue boleh langsung masuk ke Lounge A6, tepat di sebelah kanan tempat pemeriksaan tadi.

Disini, gue melewati lorong yang agak panjang (matahari sudah menyembul di ufuk timur!) dan masuk ke suatu lounge (lounge A6) yang sumpah, dingin banged! Gue menunggu disini sekitar hampir satu jam karena gue sampai disitu ketika waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi. Ketika gue masuk begitu saja langsung ada petugas bertanya, ”Padang ya Pak?” upss...langsung saja gue memberikan Boarding pass gue untuk dia sobek. Untung saja dia nanya gitu soalnya kalo nggak, gue mungkin bakalan kesasar ke Samarinda, tempat lounge satu lagi berada. Satu jam nunggu bersama orang-orang yang tidak gue kenal (rame juga, banyak ibu-ibu dan anak-anak dengan bahasa padang bercengkarama). Gue sudah menduga ini bakalan terjadi, oleh karena itu gue mengeluarkan Reader Digest Desember 2006 yang gue beli kemarin. Hehehe...

Agak-agak serem juga sich kalau ketinggalan informasi, takutnya gak diulang dua kali untuk pemanggilan penumpang ke Padang, so gue pasang kuping baek-baek selama satu jam (dinginnnn...! mendingan bawa jaket dech...).

Finally, setelah satu jam penantian, pada pukul enak lewat lima belas menit, dipanggilah seluruh penumpang tujuan Padang untuk masuk ke dalam pesawat dengan menukarkan boarding pass masing-masing. Setelah menukarkan, gue melewati lorong panjang, dimana di sebelah luar sana terlihat pesawat yang akan membawa gue ke tanah Sumatera.


0 komentar:

Post a Comment