Istana Maimun memang salah satu Icon kota Medan. Istana yang bergaya kesultanan Deli ini terletak di Jalan Brigjen Katamso dan sangat eye catching, terutama dengan warna bangunannya yang kuning cerah. Anda dapat dengan mudah menemukan Istana ini karena selain terletak dekat dengan pusat kota, posisinya dekat pula dengan Masjid Raya Medan. Sehingga, untuk anda yang mengadakan kunjungan ke Masjid Raya pasti akan berkunjung ke Istana Maimun ataupun sebaliknya.
Istana yang dari luar tampak indah ternyata menyisakan sedikit kekecewaan di dalamnya yakni rumput-rumput liar yang tumbuh panjang dan tak terawat. Bangunan utama istana ini berada di tengah-tengah halaman dengan beberapa pondokan kecil yang mengelilinginya. Saat kami mengunjunginya, di depan istana tersebut tampak beberapa pekerja sedang membereskan peralatan pesta seperti tenda dan sound system. tampaknya seperti baru saja ada perayaan di halaman istana.
Istana maimun sendiri sebenarnya bukanlah suatu tempat wisata namun merupakan warisan keluarga turun temurun yang dirawat hingga saat kini. Hingga kini, masih ada keturunan kesultanan Deli yang tinggal di bagian tertentu di dalam rumah tersebut, hanya beberapa bagian saja yang dipamerkan kepada publik. Bahkan warna kuning cerah yang dipakai untuk mempercantik dinding istana merupakan hasil cat baru setelah cat yang lama telah pudar termakan usia.
Bagian yang dipertunjukkan kepada publik hanyalah bagian tengah ruangan yang penuh dengan singgasana, peralatan perang, kursi-kursi antik, foto-foto kesultanan Deli dari masa ke masa, lukisan hingga lemari antik dan balkon di sepanjang sisi Istana di lantai atas. Ruangan yang cenderung gelap di dalam Istana tersebut harus membuat para pengunjung menggunakan flash untuk berfoto di dalam ruangan tersebut.
Di sisi sebelah kanan istana, terdapat satu buah pondok kecil yang terkunci lokasi meriam Puntung berada. Disini juga terdapat papan petunjuk mengenai legenda meriam Puntung dan silsilah kesultanan Deli dari masa ke masa. Silahkan dibaca untuk menambah pengetahuan anda tentang sejarah Kesultanan Deli.
Ongkos masuk lokasi adalah gratis. Bapak penjaga yang juga masih berkerabat dengan Keluarga Kesultanan Deli tidak memungut bayaran tiket masuk, hanya meminta sumbangan sukarelanya nanti sesudah menyelesaikan kunjungan di Istana Maimun, sebagai bentuk partisipasi dalam menjaga melestarikan Istana Maimun. Sayangnya, karena harga yang diminta tidak standard, ongkos yang kami berikan dinilai kurang oleh Bapak penjaga. Kami langsung berdebat, bahwa apabila sumbangan sukarela tidak diwajibkan ditentukan nominal sumbangannya, dan kami langsung ngeloyor pergi. Menurut saya, ini pemerasan terselubung, meskipun jangan sampai ini membuat anda menyrutkan niat pergi ke Istana Maimun. Sebagai tambahan, mobil yang parkir dikenakan biaya 5000 rupiah sebelum keluar dari kompleks istana.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment