Pelesir Ke Deli Tua

Ah...Sumatera Utara! sampai juga diriku ke tempat nan eksotis di utara pulau Sumatera itu. 4-7 Agustus 2007 menjadi tanggal kunjungan kami ke pulau yang cantik dan kota yang aduhai tersebut. Seperti biasa, AirAsia menjadi teman setia kami dalam menuntaskan perjalanan tersebut. pukul 17.55, pesawat kami bertolak dari Soekarno Hatta menuju Polonia Medan. tepat pukul 8 malam, pesawat yang kami tumpangi mendarat di Polonia Medan, sedikit terganggu dengan gumpalan awan tebal yang menghias langit Medan malam itu.

Medan, selayaknya kota kota besar di Indonesia memiliki karakteristik dan kompleksitas yang membuatnya unik di antara kota kota lainnya. Polonia yang terletak di tengah kota sudah menunjukkan keunikan Medan, berbeda dengan kota lainnya dimana bandara umumnya terletak di luar kota/pinggir pantai.

langsung begitu kami keluar bandara, selayaknya bandara lain di Indonesia, kami dikerubungi oleh porter dan supir taksi. Sedikit menyebalkan terutama bagi kami yang memperhitungkan segalanya dengan cermat termasuk prediksi biaya. Kami sudah menargetkan bahwa ini adalah perjalanan budget, kami harus rela bersusah payah guna mendapat hasil yang optimal dengan dana minimal. Alhasil, maaf, porter porter tersebut tidak kami gunakan. Lainnya lagi, supir taksi bandara di Medan yang langsung menyerbu ternyata tidak sebrengsek kelakuannya. Walaupun mereka banyak menyerbu pendatang, namun setelah kami tertarik untuk menaiki taksi mereka, mereka mengeluarkan daftar tarif taksi resmi yang membuat kami bernafas lega. Jarak untuk setiap tempat di Medan telah terdaftar resmi sebagai tarif borongan, contoh untuk wilayah Gajah Mada, kami hanya harus membayar 35.000 rupiah. Jujur saja, tarif resmi seperti ini jauh lebih membuat kami merasa aman dibanding kami harus tawar menawar atau menggunakan argo di tempat yang asing bagi kami. Satu poin outstanding tersendiri bagi kota Medan.

Sayangnya, sudah 3 bulan terakhir ini Medan dirundung kegelapan karena pemadaman listrik bergilir yang cukup sering dilakukan. Wilayah perumahan baru di sekitar Bandara gelap total bahkan lampu pengatur lalu lintas pun tidak menyala. Untung daerah pinggiran Medan tidak terlampau ramai sehingga tidak ada kemacetan berarti yang terjadi di sana.

Dalam waktu 15 menit, kami sampai di gajah Mada, tempat kami menginap yakni di Hotel Transit. Dengan tarif kamar 105.000/malam/3 orang, kami sudah mendapat kamar yang benar benar sederhana namun cukup baik.Kami segera bergegas bersiap checkin dan pergi lagi menuju Merdeka Walk untuk makan malam. Dengan biaya 15.000 kami sampai di Merdeka Walk. Amat tidak dianjurkan untuk berjalan malam ataupun naik becak motor malam malam di Medan. Banyak orang yang tidak merekomendasikan hal tersebut karena tentunya akan berakibat hal hal yang tidak diinginkan walaupun jaran33g terjadi. Ikut anjuran dari penduduk lokal dan info yang anda dapat sepanjang perjalanan dan internet, akan membuat anda nyaman dalam melakukan pelesir ke Medan.

0 komentar:

Post a Comment