Sunter Trip

Sebelum kejadian ini diceritakan, gue mau berterimakasih banged buat dua temen baek gue…(ciyeee…..Baekkkk euyyy…!) dengan inisial B dan D (Love you guys!) yang rela nemenin gue beli bensin lantaran motor gue out of bensin, padahal gue tahu kalau mereka berdua tuch sibuk dan have no time to waste…! Salute and tribute to you guys! Tulisan ini kupersembahkan untuk kalian berdua…

So…ceritanya, gue ke rumah Benny di Sunter. Finally, setelah berteman sekian lama, akhirnya gue ke rumahnya juga. Hmm…tapi gak hanya itu, ada tujuannya donk. Rencana awal kami ke rumah Beny adalah ingin mengunjungi Artha Gading dan mampir ke Electronic City guna melihat camera on salenya mereka. (berhubung ingin liburan, adji harus melihat2 kamera…hahaha)

Ternyata, sebelum kesana, ada kejadian motor habis bensin (Grrrr!!!!!) jadi kayaknya acara overall tersendat dan akhirnya gak jadi ke Artha Gading.

Oke, perjalanan kesana bukan perjalanan yang bias dibilang mulus, demikian pula dengan perjalanan pulangnya. Namur, ada baiknya bahwa cerita ini dimulai dari awal.

Dengan rute Kebun Jeruk – Slipi – Tanah Abang – Cideng – Kebon Sirih – Merdeka Barat – Harmoni – Pecenongan – Mangga Besar – Angkasa – Kemayoran – Suéter, kita berkunjung ke rumah Benny. Well, perjalanan resana banyak lucunya. Mungkin karena memang motor gue sendiri yang berada dalam kecepatan rendah sehingga mau tak mau memaksa mereka berdua yang mengapit untuk benar-benar mengapit gue dari depan dan belakang agar tidak ‘hilang’ dalam perjalanan menuju sana. Rute sebenarnya hádala melalui pasar baru, Namur karena kesalahan gue yang mengikuti jejak yang salah, maka gue akhirnya harus melewati mangga besar. Rumahnya Benny sendiri terletak di Sunter Karya Selatan, statu kompleks yang cukup ‘wah’ menurut gue dan cukup sepi karena terletak tepat di belakang sunter mall tanpa adanya angkot yang berkeliaran.

Akhirnya, Benny hanya tour guide-in gue ke Sunter Mall (baru pertama kali ke Sunter Mall! Haha…eh lumayan juga, ada gramedia dan gunung agungnya…pizza hut dan McD juga gak ketinggalan). Terus sisa waktu dihabiskan gue dengan melihat lihat foto dan mp3 di rumahnya Benny.

Jam menunjukkan pukul 10 malam. Asumsi gue, kalau pulang jam segitu pastinya tidak akan bertemu congestion sehingga bisa pulang cepat. Asumsi kasar, jam 11 sampai rumah dengan rute Sunter – Kemayoran, Benyamin Sueb – Angkasa – Gunung Sahari – Pasar Baru – Merdeka – Thamrin – Sudirman – Gatot Subroto – Tentara Pelajar, Senayan – Permata Hijau – Simprug - Kebayoran Lama. Namun, ternyata rute yang gue lewati meleset dari perkiraan. Walaupun tidak meleset terlalu jauh, namun estimasi perkiraan waktu yang diberikan tepat. Artinya, kalau gue bisa pulang sesuai dengan jalur, harusnya bisa menghemat 15 – 30 menit yang artinya hanya setengah jam sampai kebayoran lama.

Pulang dari Sunter, gue keluar Sunter Mall dan putar balik menuju (dengan harapan menuju Benyamin Sueb) benyamin Sueb. Entah salah ambil putaran atau memang seharusnya tidak muter, alhasil keluar di Jalan Lingkar Luar Timur, dan gue masuk jalur tanjung Priuk (note : waktu menunjukkan pukul 10 malam lewat dikit!). karena sudah tahu salah, maka gue memutuskan untuk putar balik. Sayangnya, kondisi jalan di Tanjung Priuk menuju Warakas dan Papanggo tidak memungkinkan untuk kita melakukan putar balik, apalagi sebagai pengendara motor. Pelabuhan yang berlokasi di Tanjung Priduk, membuat kondisi jalan sekitar dipenuhi oleh mobil-mobil container besar dan truk-truk pengangkut yang berseliweran. Alhasil juga, dibanding segera putar balik, gue terpaksa putar balik di Pelabuhan karena selalu terlambat untuk melakukan putar balik lantaran terhalang oleh mobil besar (seram!). belum selesai sampai disitu, kekagetan gue belum berhenti disitu lantaran gue mencoba mengingat berada di mana gue ini...dan ternyata memang betul, gue berada di jalur llingkar luar timur Tanjung Priuk – Cawang. Arah yang gue tempuh memaksa gue untuk terus lurus menuju Rawa mangun dan exit di Cempaka Putih. Sampai di Cempaka Putih, mengikuti jalur busway, gue terus hingga Senen (so far, jalur sudah kembali ke kondisi asal). Namun, keadaan diperburuk dengan adanya konvoi kendaraan bermotor yang menamakan dirinya xxx sambil membunyikan mesin dan klakson keras keras (gue musti minggir di kwitang!). lanjut perjalanan, geu membiarkan mereka jalan dulu dan gue mengambil jalur lain yang tidak mereka ambil yakni jalur RSPAD Gatot Subroto (arah Gambir). Gue follow jalan menuju Gambir, keluar di Merdeka dan exit ke Thamrin terus ke Sudirman (so far jalur sudah bener). Berhubnung motor ga boleh terus di Semanggi, gue masuk kolong bawah untuk putar balik di CBD Sudirman. Harapannya, sudah dekat dengan rumah, namun niatan berbelok di Electronic City terlambat (mungkin bengong?) jadi mengikuti jalur yang ada dengan harapan keluar di Gatot Subroto. Alhasil, gue keluar di Wijaya (mao makan sushi lagi kali....) terus menuju arah Santa (papan penunjuk jalan menunjukkan arah : Kebalen, Prapanca, Pattimura, dan Tendean, Mampang). Huh...geloo bener dech ni hari...yasudah, gue putar balik di Gereja Santa menuju Kebayoran Lama. Sampai sini, jalur gue sudah kembali normal. Gue keluar di PLN lurus terus menuju perempatan CWS hingga Mayestik, terus hingga Velbak dan Ciledug Raya. Akhirnya, gue sampai rumah juga. (jam menunjukkan pukul 11).

Sebenernya ini asik banged loh...asal dilakukan siang-siang (jadi banyak yang bisa dilihat) terus tidak dengan buru-burur (gue buru2 banges, makanya banyak papan penunjuk serta putaran balik terlewat! Mao donkk laen kali...keliling Jakarta...


0 komentar:

Post a Comment