Tomok, Entry Point Samosir

Salah satu kota pelabuhan utama di Samosir sebagai tempat kedatangan Feri, baik Feri penumpang maupun Feri Kendaraan seperti KMP.Toba.Tao I dan II adalah Tomok. Tomok yang terletak di sisi timur pulau Samosir, selain dikenal sebagai Samosir entry Point via Parapat, juga dikenal sebagai kota wisata. Hal ini terbukti dengan situs wisata kuno yang menarik sepanjang jalan dari Tigaraja (Pelabuhan) menuju Jalur Trans-Samosir arah Utara(Ambarita).

untuk menuju lokasi wisata, anda biasanya akan dengan mudah dikenali sebagai wisatawan, terutama dengan gaya berbuasana yang pastinya mudah untuk dikenali. Masyarakat sekitar tanggap dan tahu akan kebutuhan anda, sehingga mereka cenderung menawarkan ajsa kendaraan atau angkutan menuju lokasi wisata di Samosir. Apabila anda memang tidak tertarik, katakan saja terima kasih karena sebagai informasi, ritus wisata di Tomok terletak cukup dekat sehingga dapat dicapai dengan berjalan kaki(5-10 menit)
. Sementara itu, untuk lokasi lainnya, seperti Nainggolan, Amabarita, Onan Runggu, Simanindo dan Pangururan, anda harus memiliki kendaraan, menyewa motor atau naik kendaraan umum. Yang patut diingat, kegiatan samosir tampaknya akan berhenti selepas jam 8. jadi, apabila anda tidak ingin terjebak tanpa kendaraan umum disini, sebaiknya persiapkan schedule anda sebaik mungkin sebelum jam tersebut.

dalam perjalanan menuju ritus wisata Tomok, yakni Patung Sigale Gale dan Makam Raja Sidabutar, anda akan melewati beberapa tempat penyebrangan, gereja batak, dan rumah makan khas batak yang tentunya menjual daging anjing (dikenal sebagai b1) dan babi (dikenal sebagai b2). lokasi wisata yang cukup dekat, sehingga membuat anda tidak perlu naik kendaraan umum karena anda bisa lebih mudah berinteraksi dengan warga sekitar.

apabila anda ingin menaiki kendaraan dari pelabuhan, maka umumnya anda hanya akan dikenakan biaya 5000 rupiah, bukan 4000 sebagai jasa antar ke lokasi wisata tersebut. lokasi wisata terletak dekat dengan pasar seni tomok yang menjual berbagai macam produk khas sumatera utara.

penduduk sekitar tampaknya cukup bersahabat atau bahkan kelewat bersahabat, hal ini dibuktikan dengan mereka yang kelewat ramah menyapa kami, mungkin mengira turis dari Jepang. hehehe...

0 komentar:

Post a Comment