A Story Of Bogor

Bogor is a alternative tourism destination for Jakarta people. but now, it is become the most wanted travel destination after puncak cannot handle number of visiting of the tourist. and anyer is too far...

begitulah kesan yang didapat dalam kunjungan sehari ke Bogor bersama sembilan rekan kami. (actually, it was seven, and the others are Bogor people).

selama 26 Oktober 2006, hari kamis yang cerah, kami mengunjungi Bogor dalam rangka menghabiskan waktu liburan bersama. tentunya dengan panduan dua orang manusia Bogor, jadilah kami berkunjung ke semua aspek kehidupan yang berada di Bogor.

bogor adalah kota yang indah, terutama buat anda yang suka Pepohonan yang berukuran king size or more. terutama gue sendiri juga yang menyukai pohon-pohon tersebut. Bogor memang satu kota yang patut diperhitungkan. Seperti tradisi lebaran pada umumnya, Jakarta yang biasanya macet menjadi lenggang sementara kota-kota di luar Jakarta padat dipenuhi oleh penduduk Jakarta dan mobil serta motor berplat B. Bogor pun tak ayal dipenuhi oleh warga Jakarta yang ingin bersantai ria di kota hujan ini, termasuk kita bertujuh! Walaupun demikian, itu tidak menyurutkan niat kita untuk menjelajahi kota cantik ini. biarpun sedikit dibumbui oleh kemacetan gara-gara banyaknya kendaraan, dan yang pasti angkutan umum yang ngetem dimana-mana, Bogor tetap memikat.

dimulai pada 7.35 di Sudut Rawa Belong, perjalanan yang semula direncanakan jam tujuh pagi bergeser karena kelalaian seseorang. tanpa perlu menyebut nama, kesalahan tersebut membuat geram enam orang lainnya yang telah menunggu setengah jam lebih di Sudut daerah rawa belong tersebut. sepotong brownies menjadi pengganjal perut sementara, sebelum perjalanan diteruskan ke arah utara, Stasiun Kota. rombongan yang terdiri atas 7 orang Jakarta tersebut memilih dua taksi karena tujuh orang tidak dapat memasuki sebuah taksi bersama-sama. Tanpa halangan yang berarti, Taksi sampai di stasiun kota sekitar duapuluh menit kemudian. argo menunjukkan 32000 rupiah dan jalanan Jakarta teramat lenggang untuk dilewatkan bersantai.

sesampainya di Stasiun Kota, kesan pertama yang tertangkap ialah : Pegang tas anda dengan erat-erat dan jangan kosongkan pikiran! kami sedikit kebingungan dengan sistem pembelian tiket di stasiun lantaran inilah kali pertama dari kami bertujuh mendatangai dan akan menaiki kereta. untungnya, beberapa orang ada yang berbaik hati memberi tahu lokasi yang harus didatangi, itupun setelah terjadi kesalahan terlebih dahulu. kami sempat salah mengunjungi loket tiket biasa, dan bukan yang ekspress. tentu, kami menghindari tiket kelas ekonomi karena dapat dipastikan di dalam kereta kami semua akan berdesakan.

kesan kedua yang tertangkap di stasiun kota, semua orang tidak sabaran dan seakan-akan stasiun adalah milik mereka. banyak diantara mereka yang memaksa pembeli di depannya agar bergegas membeli tiket dan langsung menyerobot antrean. belum pernah nonton bioskop mahal ya mbak and Bang? kampung benerrr sich? so, after we bought the tickets, kita langsung menuju loket keberangkatan dengan bertanya sana sini. kami berangkat di peron 11, Arah Bogor dan sekitarnya. ternyata orang-orang yang menunggu kereta express keberangkatan ke Bogor sudah tumpah ruah di tempat tersebut. hanya saja, kereta yang berhenti di peron 11 adalah kereta jurusan Bojong Gede, dimana orang-orang tidak ada yang berani mengambil resiko untuk turun di Bojong gede dan melanjutkan angkot ke Bogor. finally, kami menunggu dan setelah kereta Bojong Gede menghilang dari pandangan, kereta Bogor pun tiba. kami segera memasuki kereta dengan harapan mendapatkan tempat duduk. alhasil, kami semua mendapatkan tempat duduk dengan segera walaupun terpecah menjadi dua grup.

kesan pertama kereta pakuan express Bogor-Jakarta : hampir mirip kereta ekonomi, terutama dengan adanya pedagang-pedagang makanan, dan pengemis serta pengamen. hanya saja, kesan tersebut segera hilang karena begitu kereta diberangkatkan pukul 8.24, pintu ditutup sehingga tidak memungkinkan bagi mereka semua untuk ikut ke dalam kereta.

perjalanan yang kami lalui cukup menyenangkan, walaupun terganggu oleh pemberhentian di beberapa stasiun. kereta yang kami lalui bergerak cukup cepat melalui stasiun Kota - Jayakarta - Mangga Besar - Sawah Besar - Juanda - Gambir - Gondangdia - Cikini - Manggarai - Tebet - Cawang - Duren Kalibata - Pasar Minggu Baru - Pasar Minggu - Tanjung Barat - Lenteng Agung - Universitas Pancasila - Universitas Indonesia - Pondok Cina - Depok Baru - Depok - Citayam - Bojong Gede - Cilebut - Bogor. finally, kami sampai di Bogor, walaupun ada beberapa kejadian tidak menyenangkan yang masih berstatus ringan, seperti tumpah ruahnya penumpang kereta saat di stasiun Tebet.

Bogor sendiri merupakan nama sebuah Kabupaten di selatan Jakarta, setelah kota Depok. namun, Bogor yang kami kunjungi adalah pusat kota Bogor dimana cukup banyak tempat menarik untuk dikunjungi dan masih banyak tempat yang bernuansa Belanda. sementara, Bogor pinggiran sendiri meliputi Cibinong, Gunung Putri, Citeureup, Cileungsi, Bojong Gede, Cigudeg, Leuwiliang, Ciawi, Cipayung, Cisarua, Jonggol, Cariu dan Depok itu sendiri. jadi, kita nggak membahas Bogor di luar Bogor kota yach....

perjalanan ke kota Bogor itu sendiri cukup menyenangkan, terutama karena ada guide untuk tempat-tempat yang menyenangkan misalnya makanan. sangat berbeda kondisinya dibandingkan dengan setahun lalu saya mengunjungi Bogor dimana saat itu benar-benar menyebalkan karena mencari makanan tergolong sulit. sementara, kali ini Bogor yang kami rasakan adalah surga makanan (Es Sekoteng, Siomay Asli, Ngo Hiong, Bakut Soto Mie, Toge Goreng, Tape Uli, Talas, Asinan, Es Duren, Roti Unyil, dll ) serta Surga Belanja (FO seputar Padjajaran dan pusat penjualan tas di Tajur). sayangnya, sekitar pukul 3 sore, hujan deras menyirami kota Hujan ini. hujan yang sudah cukup lama tak terlihat di kota Asal kami. alhasil, hujan ini membuat rencana berkunjung ke Kebun Raya Bogor batal. selain, menunggu waktu hujan berhenti, kami juga sudah terlalu sore untuk memasuki Kebun Raya. akhrinya, kami hanya berfoto ala kadarnya di mulut Kebun Raya, hanya sekedar untuk membuang rasa penasaran kami.

Bogor kota sendiri tampaknya tidak terlalu luas untuk dijalani dengan jalan kaki saja. selaiun Kebun Raya Bogor, mall-mallnya berderet memutari Kebun Raya tersebut, termasuk yang baru yakni Botani Square yang terletak di depan IPB. lokasi penjualan makanan dan museum pun terletak di seputaran Kebun Raya. (Hidup Gang Aut!!-> Best Food in Bogor!). Seandainya ingin berjalan-jalan membeli Oleh-oleh, lokasinya pun berada di Gedung Dalam yang tidak terlalu jauh dicapai dengan berjalan kaki. FO sendiri terletak di sepanjang jalan Padjajaran sehingga memudahkan kita untuk mengunjungi FO tersebut. mungkin suatu pilihan yang baik untuk mengunjungi Bogor dengan berjalan kaki, jangan lupa dengan masuk ke Kebun Raya-nya.

Terminal Baranang Siang menjadi lokasi terakhir tujuan wisata kita. dimana-mana kesan pertama terminal di Indonesia adalah sama yakni semrawut. untuk masuk terminal saja, kami bahkan harus membayar sejumlah biaya (catat Pak Polisi, cerminan kualitas Polisi kita!). Hujan yang turun dari deras hingga rintik rintik menemani perjalanan kami selama kurang lebih satu jam menuju Jakarta. Yang Jelas, Bogor tidak mungkin dikunjungi sekali saja kalau ingin meikmatinya. masih banyak lokasi penting harus dikunjungi. see you next time Bogor!!!

0 komentar:

Post a Comment