Menuju Solo, Sala atau Surakarta di Jawa Tengah sebenarnya bukanlah perkara sulit, terlebih bila anda berada di Jakarta. Masa kini, berbagai jenis angkutan telahj tersedia bagi anda mulai dari angkutan udara yang hanya memakan waktu 50 menit hingga darat dan laut yang masiing masing dapat dipilih jenis dan kelasnya sesuai fleksibilitas dan tentunya kondisi keuangan anda. Untuk jasa angkutan darat, selain bus, anda dapat memilih jenis angkutan massal lainnya yakni kereta api yang memang menjadi favorit untuk bepergian jarak jauh tanpa membuat capai, terlebih karena Solo merupakan salah satu destinasi utama bagi para pemudik di Jakarta setiap tahunnya menjelang mudik Lebaran. Oleh karena alasan tersebut jugalah maka kereta ke Solo bervariasi, mulai dari Argo Dwipangga, Gajayana dan Argo Lawu hingga kereta ekonomi yang hanya berharga sekian puluh ribu saja dan anda sudah, voila, sampai di Solo.
Penulis memilih salah satu angkutan malam menuju Solo yakni Argo Lawu yang berangkat pukul 8 malam dari Stasiun Gambir dan sampai keesokan harinya sekitar pukul 3.48 pagi di Solobalapan. Dengan harga 210.000, anda sudah bisa menaiki kereta eksekutif bisnis ini dengan penganan kecil, teh manis menjelang pagi, bantal dan kursi empuk plus selimut. Satu hal lagi yang tidak perlu anda risaukan adalah anda tidak perlu mengamati banyak stasiun sebelum turun karena Argo Lawu ini memang berhenti sesampainya di Solo, tidak melanjutkan destinasi ke tempat lain sehingga bagi anda yang memang berniat turun di Solo, tidak usah terburu buru.
Proses pembelian tiket tersebut dapat dilakukan di banyak stasiun yang menyediakan jasa reservasi, salah satunya ketika saya membeli tiket Argo Lawu dari Stasiun Jakartakota untuk digunakan naik dari Staisun Gambir pada minggu berikutnya. Sebagai informasi, tiket kereta api dapat dibeli sampai 30 hari jauh di depan. Jadi, untuk anda yang tidak ingin ketinggalan atau kehabisan tiket, sebaiknya rencanakan perjalanan anda dari jauh hari, guna menghindari kehabisan tempat duduk tentunya. Salah satu yang patut diperhatikan, tanyakan dengan jelas, gerbong berapakah anda akan duduk dan kursi berapakah yang akan anda duduki. Hal ini penting mengingat ketatnya aturan tempat duduk dan pemeriksaan karcis yang sedang digalakkan PTKA, dan anda diwajibkan membayar denda 2x lipat jarak terjauh apabila anda tidak memiliki tiket. Jadi, jaga baik baik tiket anda.
Sampai di Stasiun Gambir pukul 7 malam, saya langsung masuk ke dalam bangunan stasiun Gambir yang memang secara notabene lebih bersih dan terawat dibanding stasiun Kota. Proses pemeriksaan tiket dilakukan dengan cepat, dan petugas akan memberitahukan peron dimana anda harus menunggu. Seandainya pun memang tidak diberitahukan, tulisan tulisan besar terpampang cukup jelas untuk memberitahu anda harus berada di kereta yang mana. Anda akan segera naik ke hall lantai atas dimana disini terdapat eksekutif lounge untuk penunggu atau penumpang dan di sekitarnya banyak terdapat restauran baik cepat saji, penganan ataupun rumah makan umum. Dari sini, anda harus naik sekali lagi menuju peron di bagian paling atas stasiun, tempat anda menaiki kereta yang akan membawa anda ke banyak tempat di Pulau Jawa ini.
Seperti umumnya angkutan dan jadwal di Indonesia, jam delapan yang ditunggu sudah terlewati dan dikatakan bahwa kereta sedang menuju Stasiun Manggarai untuk pengisian air. Alhasil, kereta Argo Lawu yang cukup bersih dan rapih tibsa di Stasiun pukul delapan lewat 15 dan baru berangkat sekitar setengah sembilan malam. Untung saja, mostly penumpang sudah bersiap sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk mengisi penuh kereta. Segera, para penumpang duduk dengan manis di dalam kereta dan menyamankan diri mereka masing-masing.
Perjalanan di dalam kereta akan ditempuh kurang lebih selama 8 jam di malam hari. Ini berarti, saya harus tidur mengisi tenaga guna esok pagi sampai di Solobalapan. Sayangnya, karena terlalu excited barangkali, saya tak sempat memejamkan mata barang sedetikpun, walaupun ketika melintasi beberapa daerah di Jawa tengah, saya sempat beristirahat sebentar karena lelah yang sudah cukup menguasai. Namun, overall saya menikmati perjalanan melihat kota-kota sepanjang jalur perjalanan walaupun tampilan kota tersebut gelap karena kurang pencahayaan, terutama di bagian persawahan dan ladang. Untung saja, operator yang saya gunakan sangat berfungsi bagus di saat seperti ini, informasi perjalanan terpeta dengan jelas di layar handphone yang saya gunakan, tertulis dengan jelas lokasi-lokasi yang saya lewati. Walaupun gelap sama sekali, saya tetap tahu dimana saya berada.
Jalur yang dilewati oleh Argo Lawu adalah jalur utara dan baru turun ke selatan setelah memasuki Jawa Tengah, mulai dari Jakarta – Karawang – Haurgeulis – Jatibarang – Kertasemaya – Arjawinangun – Palimanan – Cirebon – Ciledug – Songgom – Prupuk – Bumiayu – Purwokerto – Banyumas – Kroya – Rawakele – Kebumen – Kutoarjo – Banyuurip – Hargomulyo – Temon - Wates – Sentolo – Tugu Yogyakarta – Klaten – Delanggu – Solobalapan.
Seperti yang sudah diprediksi, walaupun pukul 11 malam saya sudah mencapai Cirebon dan berharap bahwa perjalanan akan ontime, sayangnya saya sampai di Solobalapan hampir pukul 6 pagi! Tidak diketahui penyebabnya, namun saya merasakan, selepas stasiun Songgom, memasuki Jawa Tengah, kereta Argo Lawu banyak berhenti dan tersendat perjalanannya. Entah sehubungan dengan adanya kereta lain ataukah memang ada penumpang yang naik atau turun. Satu hal lagi, Kereta ini berhenti di Stasiun Purwokerto cukup lama sehingga menjadi sasaran umum para pedagang untuk menjajakn dangannya dengan berteriak teriak dan mengganggu penumpang yang sedang tidur.
Overall, perjalanan dengan kereta sebenarnya cukup menyenangkan, mungkin akan lebih menyenangkan apabila anda ditemani oleh orang-orang terdekat anda, sekaligus untuk menjaga keselamatan diri anda. Di dalam kereta, selain terdapat fasilitas yang diberikan oleh PTKA seperti TVKA (di Jawa Barat diputar siaran-siaran klip lagu dan di Jawa Tengah selepas Kroya, diputar film action), AC yang cukup dan bahkan terlampau dingin, PTKA juga menjual berbagai produk makanan ringan hingga berat serta berbagai jenis varian majalah dan bacaan yang dapat mengisi waktu anda selama di kereta. Pilihan yang bijak mengingat perjalanan Jakarta Solo dengan pesawat pada hari yang sama sudah mencapai 400.000 rupiah. Apabila anda tidak diburu waktu dan ingin merasakan suatu perjalanan yang unik dan menarik, kereta api pilihan anda.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment