Ambarita, Desa Tua Samosir yang Creepy

Ambarita dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 15 menit dari Tomok. Jarak sekitar 4 km ditempuh dengan melewati sawah dan pegunungan serta bukit di kiri dan kanan jalan. Kami diturunkan di depan Kantor Pos Ambarita, lokasi yang nampaknya menjadi sentral poin kegiatan Ambarita (dicatat, hampir semua kantor administrasi Ambarita tampaknya berada di areal ini, termasuk kantor info wisata dan lapangan sepak bola ambarita yang benar benar asli pesta rakyat!).

Kami turun dari Kantor Pos menuju jalan dalam menuju Lapangan Sepak Bola. sejujurnya, kami sedikit was was (lagi) karena jalan masuk lokasi wisata tidak seperti yang kami bayangkan, yakni harus melewati jalan sawah, hutan, dan bahkan pekuburan. What a creepy village! tampaknya pula masyarakat Ambarita tidak terbiasa melihat turis. kami yang bercelana pendek, beransel dan mengenakan topi kupluk langsung ditatap dari segala penjuru. kami sempat sedikit jengah dengan pandangan ini. Tapi kami terus berjalan dan cukup sedikit berbangga karena beberapa penduduk dapat berbahasa Inggris, menyapa kami dengan "hello..Hello...where are you come from?". Bangga juga karena Indonesia sudah cukup maju walaupun terletak di lokasi pedalaman.

sejenak kami hampir yakin bahwa kami tersasar, terlebih tidak adanya informasi lebih jelas lagi mengenai papan petunjuk bahwa kami sedang mengunjungi lokasi wisata. Namun, setelah melewati pekuburan, danau, sawah dan hutan (sekitar 15 menit berjalan kaki), kami menjumpai apa yang kami cari. Makam Huta Siallagan dan Tempat persidangan jaman dahulu (serta tempat pemasungan). masyarakat setempat menamai situs ini Batukursi.

1 komentar: